Temuan Lutung diperkebunan karet milik warga menunjukkan ekosistem alam di daerah Sinaboi masih terjaga dengan baik. Melihat populasi Lutung yang termasuk dalam spesies (Trachypithecus) sudah berada diambang kepunahan. Terutama hutan hujan. Sehari-hari kegiatan Lutung ini bergelayutan dan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya, lutung ini termasuk hewan siang (hewan diurnal), dan sangat aktif pada pagi dan sore hari.
Hewan ini juga hidup bergerombol antara 5-20-an yang dipimpin oleh seekor jantan. Suara pejantan ini sangat nyaring, ditujukan terutama untuk mengingatkan agar kelompok lain tidak memasuki wilayahnya. Lutung ini memiliki badan langsing dan berekor panjang. Warna bulu (rambut) tubuhnya berlainan tergantung spesiesnya, dari hitam dan kelabu, hingga kuning emas.
Jika dibandingkan dengan kakinya, tangan lutung terbilang pendek, dengan telapak yang tidak berbulu. Ukuran lutung berkisar antara 40-80 cm, dengan berat 5-15 kg; pejantan berbadan lebih besar daripada betinanya. Tonjolan di atas matanya membedakan lutung dari saudara dekatnya. Lutung termasuk herbivora yang terutama makan dedaunan, buah-buahan, dan kuncup bunga. bahan makanan yang cenderung keras ini bisa dicerna, karena lutung memiliki empat kamar pada lambungnya.
Biasanya, lutung beranak satu, dengan masa hamil tujuh bulan. Salah satu hal yang menarik dari monyet ini adalah anaknya yang berbulu keemasan, dan dipelihara oleh seluruh betina dalam kelompok. Seiring dengan bertambahnya umur, warna keemasan pada rambutnya ini akan semakin pudar berganti gelap hingga akhirnya mencapai dewasa pada umur 4-5 tahun. Hewan ini bisa hidup hingga 20 tahun.
Tag:
www.rimbasatwa.or.id/
www.belantara.or.id/
comment 0 komentar
more_vert