Aku bukanlah kelelawar yang bebas terbang menyusuri rimbun dedaunan. Aku hanyalah seekor belalang yang merangkak dikegelapan malam.
Berpangkal dari pesona malam gelap gulita memberikan ketenangan dalam ruh jiwa. Kuterhanyut dalam lamunan asmara. Disitulah mimpiku hanyut terbawa arus samudera. Lamunanku tak menentu diketinggian waktu, membuat kesengsaraan dalam hatiku. Seribu mata hanya bisa menatap dengan rasa yang meratap-ratap. Terkadang ketajaman sebelah mata hanya bisa menghunus merah angkuhnya bara. Tak terlihat lagi, semilir angin dan derasnya ombak yang menyejukkan cakrawala jiwa dan rasa.
Akhirnya, disetiap catatan hanya bisa diterjemahkan lewat aku tatapan gawang. Tak bosan kubuat catatan pada setiap kata yang tak terbaca. Hingga menjamah doa diatas pusara.
Malam itu, tepat dihalaman kampus tempatku menggapai dan meraih cita, malam yang dingin dengan rintikkan hujan menembus kulit hingga sumsum, aku tertelan dingin tanpa jaket dan selimut. Menanti hujan reda, kusibakkan mantel tas gendongku, perlahan pelan kuhampiri motor Merah Marunku diarea parkir samping halaman kampus.
Hujan masih mengguyur kostanku yang tak jauh dari kampus. Kuparkirkan motor Jupiter MX merah marunku digarasi kostan. Ada beberapa motor disana, tanpa ragu jenjang kamar kostan menantiku. Langkah demi langkah kuayunkan kaki menaiki tangga menuju kamar tepatnya dilantai dua.
Setelah sampai, sambutan hangat dari teman-teman kuliah yang asyik dengan Dominonya, kuacuhkan sebab dingin yang kurasa masih begitu hebatnya. Tak tertahan lagi, kumenyegerakan mengganti pakaian yang basah.
Cuaca masih belum menandakan hujan akan berhenti, tepat pukul 22.00 aku berniat keluar mencari makan karena memang seharian perut belum ada terisi. Dengan ragu kupinjam motor salah satu teman kuliah.
Jalanan dipenuhi dengan genangan air dimana mana, perlahan kukendarai motor Yamaha Mio milik Aldo menuju jalan Hangtuah. Setengah jam keliling hangtuah aku tak lagi merasakan lapar, akhirnya kuputuskan membeli makanan saja. Berharap nanti dikostan ada teman yang bersedia menemaniku makan malam.
Sesampainya dikostan, tanpa pikir panjang langsung kulahap makanan bersama teman hingga tak menyisakan sebutir nasi dan lauk sedikitpun. Setelah itu, rasa kantukku akhirnya datang, padahal suasana kamar kostan masih sangat ramai dengan teman-teman yang asik bermain domino. Ditambah lagi hukuman saling coret bedak teruntuk yang kalah. Kurang apalagi keseruan mereka? Tetap aku tak menghiraukan itu. Terdengar sayu hukuman mereka ditambah dengan coret ampas kopi diwajah mereka. Memang, saat itu cuaca mendukung teman-teman untuk tetap singgah beberapa saat sembari menunggu hujan reda.
Malam kian larut, ditemani suara berisik yang terdengar hingga aku benar-benar terlelap kedalam alam bawah sadar. Tak sadar mentari pagi sudah muncul. Aku terbangun oleh kokokan ayam menyambut mentari, kubuka jendela kamar, terlihat olehku dua ekor burung kutilang sedang berkicau menyambut pagi hari yang cerah. Ditambah lagi dengan mentari muncul dari ufuk timur memberi pancaran sinar yang indah pada jagat raya.
Seperti biasa, kuberanjak dari kamar tepat jam 8.00 ditemani oleh Ucok teman sekamar kostanku. Kita berdua pergi meninggalkan kamar kostan melewati jenjang hendak menuju garasi motor.
Terkejut ketika melihat motor merah marunku tidak ada diposisi tepat seperti pada saat aku parkirkan tadi malam. Aku berhenti melangkah dengan sedikit menarik nafas dan menahannya sejenak hingga akhirnya aku putuskan mencari ditempat lain. Erat kupegang kunci digenggaman tangan yang memang hanya satu satunya. Tak mungkin dibawa teman atau dipindahkan sebegitu jauh dari posisi semula dengan keadaan stang terkunci. Meskipun ada, betapa rendahnya harga diriku dimata mereka. Fikirku merajalela.
Rasa bahagia yang kurasakan kini berbalik mengombang-ambing dalam suasana hati yang riuh berdentum-dentam. Kuberanikan bertanya kesana kemari dan hasilnya nihil. Ucok memaksaku mengingatkan kembali dimana terakhir meletakkan motor itu. “Aku memang sering lupa, tapi aku gak main-main dengan ini” tegasku.
Ucok mencoba menghubungi teman-teman yang tadi malam singgah, memastikan ada atau tidaknya motorku saat mereka meninggalkan garasi. “Ya, aku melihatnya” ungkap salah seorang temannya.
Pagi itu, tepat jam 11.00 WIB, Jodhy bersama seorang temannya datang kelokasi kejadian. “Sah, ini goal” katanya singkat setelah mendengarkan penjelasan dariku. Disusul dengan Siti Nur fatwa, Jefri Gaskin dan beberapa teman lainnya datang mengampiri lokasi kejadian. Kontan saja hal itu membuatku tambah panik.
Respon cepat yang dilakukan Jodhy saat itu adalah Broadcasting kekontak BBM nya. Tak menunggu lama berhamburan juga BC meramaikan BBM ku yang artinya BC yang berawal dari Jhody sudah menyebar luas.
Pukul 12.00 WIB, “SAH…!!” dinyatakan “Hilang Sepeda Motor Merk Yamaha Jupiter MX Th 2010 No. Pol. BM 5012 EM Warna merah Marun No. Rangka : MH31S7006AK575058 No. Mesin : 1S7-575125 An. DIMI” Posisi tepatnya di Jl. Khayangan Rt. 01 Rw. 07 No. 03 Kel. Babussalam Kec. Mandau Kab. Bengkalis Prov. Riau Rumah Kost samping Kampus AMIK Mitra Gama Duri.
Tidak berakhir disitu, Pukul 13.30 aku ditemani Jody datang ke Polsek Sektor Mandau untuk melapor kejadian perkara. Sementara teman-teman yang lain menyebar kelokasi-lokasi rawan atau biasa disebut dengan markas-markas Curanmor.
Dihadapan Kepala Kepolisian Sektor Mandau, KA SPKT II. Iswem Meidevri, Brigadir Polisi Kepala NRP 81051004, dengan No. Pengaduan /736/XII/2016/RIAU/BKS/SEK-MDU, aku melaporkan kejadian perkara. Bermacam-macam pertanyaan dilontarkan kepadaku, seakan-akan aku adalah tersangka dari kejadian pencurian tersebut. Hal itu yang aku sesalkan setelah sekian lama menunggu diruang antrian introgasi. Sempat emosi ketika salah satu pertanyaan menjebak yang mereka kira aku adalah anak kecil yang baru tamat SMP. Kontan saja aku emosi dengan perlakuan itu. Setelah aku sadari, memang itu adalah profesi mereka, wajar saja mereka bertanya sesuatu yang sebenarnya gak perlu. Setelah kejadian itu, tutur kata Bapak Pol. itu jadi lembut kembali. Nah, sebenarnya seperti itulah yang dibutuhkan masyarakat atas pelayanan dari pihak kepolisian. Hari pertama mengajukan Pengaduan belum mendapatkan respon cepat dari pihak kepolisian, hanya saja aku pulang diberi secarik kertas dengan Header “Surat Tanda Penerimaan Laporan/Pengaduan”. “Masih ada introgasi dan pemeriksaan lokasi kejadian”. tuturnya. Pada hari Jum’at, tanggal 23 Desember 2016 Pukul 15.30 WIB.
Sepulang dari kantor Polisi, banyak teman-teman yang menunggu di kost (lokasi kejadian), tentu saja hal itu membuatku semakin panik. Kemudian salah seorang teman, Jefri gaskin membawaku pergi ketempat saudaranya diadaerah Rangau, Lap. Heli. “Beliau bisa bantu” katanya. Hatiku kembali bertanya-tanya apakah aku akan dibawanya ke orang pintar (dukun) dengan bantuan kodam-kodamnya sehingga tau keberadaan motorku sekarang. Bukannya aku tidak setuju atau tidak percaya hal semacam itu. Tapi apa salahnya dicoba.
Satu jam aku diintrogasi kedua kalinya oleh orang pintar tersebut yang percakapannya tidak aku paparkan. Yang jelas informasi keberadaan sementara sudah aku dapatkan beserta ciri ciri orang yang meminjam motorku tanpa izin itu. Aku tidak sepenuhnya percaya, karena informasi itu kurang akurat bagiku. Dengan rasa hormat, aku tidak memperlihatkan ketidakpercayaanku. Dengan maksud menghargai usaha akhirnya aku pamit pulang dari rumahnya.
Kembali lagi dikos jam 18.30 an, semakin ramai aku lihat orang-orang disana. Heboh, mereka bercerita satu sama lain menceritakan pengalamannya dan tak kalah serunya mereka seolah-olah paham dangan pemainnya.
Malamnya, jam 20.00 WIB, aku dapat informasi dari “Jual Beli Online Duri’ bahwa ada yang melihat motorku didaerah ***. Kronologi singkatnya pemberi informasi sedang makan disalah satu Rumah makan, melihat postingan di Facebook langsung pemberi informasi ini memberikan komentarnya. Ciri-ciri yang disebutkannya sama persis dengan apa yang disebutkan dengan Orang Pintar yang tadi sore aku jumpai. Oh… Informasi baru.
Sekarang aku sedang mencari informasi dan data detailnya.
(23 Desember 2016)
(23 Desember 2016)
Wawllahu ‘alam bishawab…
Insyaalah. (KM : Ari S.)
comment 0 komentar
more_vert