"Kita bertemu dengan tidak sengaja, kita tidak saling mengenal, mencari apalagi untuk berhubungan.
Bukan kita yang ingin terlahir berbeda... Ketika cinta mampu mempersatukan dua insan yang berbeda umur, derajat, kasta bahkan hal yang paling sensitif nan sakral bagi umat manusia di dunia, yaitu Agama.
Akankah cinta mampu menembus dinding perbedaan itu?
Akankah sucinya cinta bisa meluluhkan batas-batas suku agama yang masing-masing akan berjuang mempertahankan kekuatannya?
Dapatkan kita, yang telah dipersatukan oleh cinta, bersatu dalam Tuhan?"
--------------->>
Tanpa aku sadari, rasa sayang dan nyaman itulah memberikan suasana keindahan dicakrawala jiwa. Aku sudah tidak lagi memikirkan indahnya dunia yang berujung akan angkara. Disetiap catatan, hanyalah mencari jati diri untuk jiwa seorang pecinta.
Harapan teruslah menjadi ratapan-ratapan panjang. Yang terkenang hanyalah hati yang terbakar asmara. Disaat fikiranku terbang melayang ke angkasa, disaat itu juga aku merasakan indahnya dunia.
Berpangkal dalam pesona malam gelap gulita, kutulis kisah yang nyata, kuingin ungkapkan semua. Sebuah cerita kisah kasih seorang pejuang cinta.
Membumbung tinggi untuk mengungkapkan semua. Tak sabar rasanya, manisnya cinta akhirnya datang jua,
Sebuah kisah yang kumal tak berpeluang, untuk membaca hati seseorang, yang dibutuhkan adalah jiwa periang, walau fikirnya usang, takkan lagi mengulang, jika difikir matang, inilah sebuah rahasia seorang pecinta yang sedang berpetualang.
13 Juli 2015
Jadian! Ya, ironi memang, saat seorang anggota Rohani Islam berpacaran dengan seorang anggota Rohkris atau Rohani Kristen. Dan semenjak detik itu kita menjadi bincangan di suatu kampus, teman-teman dia yang kebanyakan beragama kristen risih, begitu juga teman-teman ku. Namun, cinta yang membuat kita bersatu ditengah perbedaan yang berat. Agama pun tak terasa mengganggu, kami tetap bersama bahkan sampai akhir penghujung pekuliahan.
Namun sekali lagi cinta, cinta lah yang membuat kita bisa bertahan dalam berbagai keadaan pahit ini, cinta pula yang menggerakkan hati seorang manusia, menggerakkan hatinya untuk mengucapkan selamat natal kepada keluarganya saat hari natal tiba dan cinta pula lah yang membuat aku mampu menemani, menyemangati dia dalam menjalankan ibadahnya,
Kita seakan bisa melewati jurang pemisah tersebut sampai wisuda tiba. Tiga tahun lebih sejak di semester satu kita lewati berdua, suka duka dan pengorbanan satu sama lain membuat kita sangat dekat dan saling memiliki. Tak ada lagi yang disembunyikan. Segalanya terbuka, bahkan sampai masalah sekecil apapun.
Kita sudah yakin dan sama-sama ingin bersatu. Namun dapatkah kita bersatu atas nama Tuhan suatu saat nanti?
Jawabannya adalah Tidak! Sampai kapanpun Islam takkan pernah bersatu dengan Kristen. Itu sudah jelas, Layaknya Palestina dan Israel. Begitulah gambaran umat Islam dan Kristen di dunia.
Sampai kapanpun takkan bisa bersatu, takkan bisa...
Tomat hanyalah kenangan, kenangan bersamanya selama 3 tahun takkan hilang dari otak ini sampai Tuhan mengambilnya kembali. Suka duka yang telah kita alami, Uang jajan nya yang rela dia tabung dan simpan cuma buat gantikan hpku yang memang sudah rusak, Uang jajan yang rela dia kasih ke aku cuma buat service handphone yang aku banting cuma karena kesel, Surprise-surprise kecil yang coba dia berikan saat hari ulang tahunku, ataupun annive kita, Uang hasil jual cincin yang digunakan untuk keperluan pribadi ku. Merelakan hari hujan membasahi seluruh badannya untuk berjumpa denganku. Gimana ekspresi lucu dan khawatirnya untuk membuat aku tertawa saat ngambek akan selalu disini, dihati dan diotakku.
Mengapa kita berbeda?Mengapa ada banyak agama di di dunia jika Tuhan itu memang hanya satu?Mengapa sepasang cinta yang tulus tak bisa bersatu hanya karena agama?
Namun mengapa kasih itu menjadi hambar dan kosong hanya karena perbedaan agama?
Akupun tak mau terjebak dalam masalalu, dan akupun tak ingin menghadapi masa depan tanpamu.
Tuhan, apakah yang sudah dipersatukan oleh cinta dapat dipisahkan oleh agama?
Bukankah Engkau penuh cinta dan kasih?
Jika memang Engkau mengatur jodoh tiap umat-umatMu, mengapa harus kau atur dia ada di skenario hidupku, padahal Kau tahu kita berbeda..
Bukankah Ismail dan Ishak berasal dari Ayah yang sama, lalu mengapa keturunannya berbeda??
Lalu salah siapa?Salah siapa Tuhan?Bukankah Engkau Esa?
Maafkan aku Tuhan,
Sempat memberontak rencana-Mu, berusaha mencocokkan keinginan ku dengan RencanaMu yang Agung..
Kau telah terlalu baik, menjagaNya sehingga aku bisa melihatnya hingga saat ini..
Jaga dia selalu untukku Tuhan, satukan kami di Surga Mu nanti..
Satu kalimat terakahir sebelum kepergiannya yang sampai sekarang terekam jelas dibenak ku adalah:
“Tiga tahun bukan waktu yang singkat, kita sudah bersama-sama selama itu”.
Aku dan kamu sama-sama istimewa, mungkin itu adalah alasan mengapa Tuhan mempertemukan kita berdua dan mempersatukan kita dalam cinta, kita sama-sama memiliki sebuah organisasi sehingga kita bisa saling mengerti keadaan kita masing-masing. Kita sempat terpisah dan takdir cinta yang menuntun kamu balik lagi ke aku.
Dan apa yang ada pada kita saat ini adalah berkat masalalu. Kamu tahu perasaanku, kamu tahu hatiku, dan kamu juga tahu perbedaan apa yang menghalangi kita.
Maukah kau menjadi muslim untukku?
Dan saat ini aku cuma bisa menangis. Aku sadar, kedewasaan ini sebentar lagi akan bekerja ataupun menjadi seorang suami, kamu tahu hubungan ini gak nain-main lagi. Aku sangat-sangat ingin bersamamu, tapi bagimana dengan agamaku? bagaimana dengan orang tuaku, keluargaku, saudaraku dan teman-temanku?
Aku nyerah...
Aku kalah dengan agama, aku kalah dengan keadaan..
Dan kita putus, bener bener putus dan ga mungkin lagi kembali seperti dulu. Karena saat masih kuliah pun kita pernah putus nyambung. Namun, selalu kembali lagi dan makin menguatkan pondasi cinta itu. Dan kali ini benar-benar selesai.
Aku menangis dan akan terus menangis sampai hati ini benar-benar bisa melepas dan mengikhlaskan.
Namun semua itu sudah sirna seiring berjalannya waktu, semua kisah indah yang dahulu pernah terukir sekarang hanya menjadi puing kenangan yang akan selalu hidup dalam sanubari dan pikiran masing-masing dari kita.
Memang benar bahwa kisah kasih di waktu kuliah adalah yang terindah.
1 Desember 2017
Saat cerita ini selesai ku tulis, ini adalah satu hari sejak peristiwa perpisahan pilu nan menyakitkan itu. Kenangan itu tetap ada, namun kisah indah kita dimasa lalu akan tetap abadi seiring waktu berjalan sampai Tuhan mengambilnya kembali.
Bersambung, Mungkin...
comment 0 komentar
more_vert