MASIGNALPHAS2101
6680671983845063762

Hidup Ini Seperti Tugas Akhir, Butuh Bimbingan

Hidup Ini Seperti Tugas Akhir, Butuh Bimbingan
Add Comments
3/25/2017
Hidup Ini Seperti Tugas Akhir, Butuh Bimbingan
Students.id
Beriringnya waktu, aku pun menyadari sebuah hal yang lebih bijak, bahwa sebuah profesi adalah hak setiap orang. Mau dia jadi pengusaha, pegawai bank, PNS, atau jadi pedagang keliling kek, itu hak mereka, toh hidup juga hidup mereka. Kita nggak ada hak untuk menjudge atau membenarkan mereka. Karena bisa jadi apa yang kita kerjakan sekarang belum tentu juga baik.

Walau pun terkadang niat ketika mau ‘membenarkan’ orang, tujuan awalnya hanya sekedar ngasih masukan karena kita care, but the more you care, the more you hurt.

Orang yang kita coba kasih tau biasanya punya sikap yang resist, sama halnya kayak dulu waktu kita masih ababil dinasihati sama orang tua, pasti bandel. Atau ketika lagi nasihatin temen yang diminta balik sama mantannya, pasti bandel.

Hidup Ini Seperti Tugas Akhir, Butuh Bimbingan
www.intipesan.com
“Sob, mantanku minta balikan. aku terima aja kali ya?”“Saranku sih jangan.”“Kenapa jangan!? Jelas-jelas dia berharap sama aku!”“Elu ini ngeyel! Dengerin aku yang dah pengalaman kenapa?! Ikutin saran aku!“Tapi Sob, aku sayang banget kalo nolak.”“Jangan! Saranku ja… bentar bentar, emang punya mantan Ri?”“Mantan majikan.”“… Au ah, aku balik ah.” Dia langsung pergi sambil ngibakin bulu kaki.
Walaupun seringnya orang-orang yang suka ngeyel dinasihatin di suatu hari, biasanya suka bilang, “Oiya, apa yang dibilang dia dulu ternyata bener.”

Perihal pacar atau mantan, bandel bandel sedikit aku rasa nggak masalah, tapi kalo urusannya soal karier dan pekerjaan, ini persoalan yang lebih dewasa. Kalo nggak bener-bener nurut, bakal rugi banyak: waktu, uang, pikiran, tenaga. Kalo kita salah langkah, harus bener-bener positif sama perspektif diri sendiri terhadap orang lain.

Ngerti nggak? Santai, aku ngerti otak kalian belum nyampe *ditabok. Maksudnya kayak gini,

Setelah lulus nantik, kita cenderung nggak tau harus kerja apa —walau pun udah punya modal ijazah. Udah… gausah ngeyel, itu lah kenapa banyak sarjana di luar sana terpaksa kerja nggak sesuai title ijazahnya. Alasannya simple, karena lowongannya dikit, kalah bersaing, bingung kelamaan nganggur, pekerjaan apa aja dihajar.

Ketika memilih pekerjaan karena pelarian, di sini lah masalah baru kemudian lahir. Besar kemungkinan kita bakalan sulit tuh untuk cocok sama pekerjaan di luar subject kita, karena memaksakan diri, bekerja pun nggak nyaman. Baru 1-2 tahun kerja, minta resign. Kemudian memulai lagi dari nol. Nyari kerja lagi, susah lagi.

Di sisi lain, temen kita yang dapet pekerjaan langsung pas di awal tahun lulus, bisa dipastikan kariernya terus menanjak, orang-orang kayak ini akan menimbulkan perspektif negatif ke kita bahwa kita nggak lebih baik dari mereka.
“Ah, seandainya aku bisa dapet pekerjaan yang cocok, gue pasti bisa kayak dia.” 
Kalo kita nggak bisa positif, ya pasti tenggelam dalam api-api cemburu, iya nggak? Enggaaak… Yaudah, biarin.

Hidup Ini Seperti Tugas Akhir, Butuh Bimbingan
Keepo.com
Nggak semua orang cukup dewasa mendengar nasihat baik. Tidak terkecuali sama yang nulis ini. Tapi karena banyak ngobrol sama orang tua, orang-orang berpengalaman, baca buku, dan membuka wawasan, akan menuntun kita mengambil keputusan hidup yang lebih baik.
Boleh salah langkah, asal jangan kelamaan. Karena hidup ini seperti Tugas Akhir, butuh bimbingan.
Topik ini terinspirasi dari obrolan yang bertemakan “Ngeyel” tadi sore.

Hestech Indonesia

Innovasi di bidang Teknologi, Listrik, Teknik Komputer dan gaya Hidup. Info lainnya tentang praktik konservasi berbasis Sains, inovasi, dan kearifan lokal