MASIGNALPHAS2101
6680671983845063762

Pemrograman dengan Bahasa Assembly - Bagian 9 - POINTER

Pemrograman dengan Bahasa Assembly - Bagian 9 - POINTER
Add Comments
8/06/2016
POINTER


Pada program-program sebelumnya(pengurangan,perkalian dan pembagian) dapat anda lihat bahwa hasil dari operasi aritmatika disimpan dalam 2 variabel dimana 1 variabel untuk menampung hasil dari word tingginya dan 1 word untuk menampung word rendahnya. Bukankah hal ini akan tampak menjadi aneh, karena bila kita ingin melihat nilai tersebut maka nilai tersebut harus disatukan barulah dapat dibaca. Apakah ada cara lain supaya hasilnya dapat disimpan pada satu variabel saja ? YA!!, tetapi untuk itu anda harus menggunakan pointer untuk mengaksesnya. Bila anda tidak menggunakan pointer maka tipe data penampung harus sesuai dengan registernya. Tanpa pointer untuk memindahkan data dari suatu variabel ke register 8 bit, maka variabel tersebut haruslah 8 bit juga yang dapat didefinisikan dengan DB, demikian juga untuk register 16 bit dengan variabel yang didefinisikan dengan DW. Contoh :

A DB 17 ; DB=8 bit jadi A=8 bit
B DW 35 ; DW=16 bit jadi B=16 bit
MOV AL,A ; 8 bit dengan 8 bit
MOV AX,B ; 16 bit dengan 16 bit.
Seperti pada contoh diatas anda tidak bisa menggunakan perintah MOV AX,A karena kedua operand tidak mempunyai daya tampung yang sama(16 dan 8 bit). Bila anda melakukan pemindahan data dari operand yang berbeda tipe data penampungnya maka akan ditampikan "**Error** BAGI.ASM(20) Operand types do not match". Dengan menggunakan pointer hal ini bukanlah masalah. Sebelum itu marilah kita lihat dahulu berbagai tipe data yang terdapat pada assembler.

1. TIPE DATA
Didalam assembler kita bisa menyimpan data dengan berbagai tipe data yang berbeda-beda. Kita dapat memberikan nama pada data tersebut, untuk memudahkan dalam pengaksesan data tersebut. Adapun tipe data yang terdapat pada assembler dapat anda lihat pada gambar 9.1.
NAMA UKURAN
DB<Define Byte> 1 BYTE
DW<Define Word> 2 BYTE
DD<Define DoubleWord> 4 BYTE
DF<Define FarWords> 6 BYTE
DQ<Define QuadWord> 8 BYTE
DT<Define TenBytes> 10 BYTE
Sebagai contohnya lihatlah bagaimana tipe data pada gambar 9.1. digunakan :

.MODEL SMALL

.CODE
ORG 100h
TData :
JMP Proses
A DB 4 ; 1 byte, nilai awal='4'
B DB 4,4,4,2,;1*5 byte, nilai awal=4,4,4,2,?
C DB 4 DUP(5); 1*4 byte, nilai awal='5'
D DB 'HAI!!' ; 6 byte berisi 6 karakter
E DW ? ; 1 word tidak diketahui isinya
F DW ?,?,? ; 3 word tidak diketahui isinya
G DW 10DUP(?); 10 word tidak diketahui isinya
H DD ? ; 1 DoubleWord tanpa nilai awal
I DF ?,? ; 2 FarWord tanpa nilai awal
J DQ 0A12h ; 1 QuadWord, nilai awal='0A12'
K DT 25*80 ; 1 TenBytes, nilai awal='2000'
L EQU 666 ; Konstanta, L=666
M DB '123' ; String '123' N
DB '1','2','3' ; String '123' O
DB 49,50,51 ; String '123'
Proses : END Tdata
Pada baris pertama("A DB 4") kita mendefinisikan sebanyak satu byte untuk variabel dengan nama "A", variabel ini diberi nilai "4".

Pada baris kedua("B DB 4,4,4,2,?") kita mendefinisikan sebanyak 5 byte yang berpasangan untuk variabel dengan nama "B". Tiga byte pertama pada variabel "B" tersebut semuanya diberi nilai awal "4", byte ke empat diberi nilai awal 2 sedangkan byte ke lima tidak diberi nilai awal.

Pada baris ketiga("C DB 4 DUP(5)") kita mendefinisikan sebanyak 4 byte data yang diberi nilai awal "5" semuanya (DUP=Duplikasi). Jadi dengan perintah DUP kita dapat mendefinisikan suatu Array.

Pada baris keempat("D DB 'HAI !! '") kita mendefinisikan suatu string dengan DB. Untuk mendefinisikan string selanjutnya akan selalu kita pakai tipe data DB. Bila kita mendefinisikan string dengan DW maka hanya 2 karakter yang dapat dimasukkan, format penempatan dalam memorypun nantinya akan membalikkan angka tersebut.

Pada baris kelima("E DW ?") kita mendefinisikan suatu tipe data Word yang tidak diberi nilai awal. Nilai yang terdapat pada variabel "E" ini bisa berupa apa saja, kita tidak perduli.

Pada baris keduabelas("L EQU 666") kita mendefinisikan suatu konstanta untuk variabel "L", jadi nilai pada "L" ini tidak dapat dirubah isinya.

Pada variabel M, N, O kita mendefinisikan suatu string "123" dalam bentuk yang berbeda. Ketiganya akan disimpan oleh assembler dalam bentuk yang sama, berupa angka 49, 50 dan 51.

Pada program-program selanjutnya akan dapat anda lihat bahwa kita selalu melompati daerah data("TData:JMP Proses"), mengapa demikian ? Bila kita tidak melompati daerah data ini maka proses akan melalui daerah data ini. Data-data program akan dianggap oleh komputer sebagai suatu intruksi yang akan dijalankan sehingga apapun mungkin bisa terjadi disana. Sebagai contohnya akan kita buat sebuah program yang tidak melompati daerah data, sehingga data akan dieksekusi sebagai intruksi. Program ini telah diatur sedemikian rupa untuk membunyikan speaker anda, pada akhir data diberi nilai CD20 yang merupakan bahasa mesin dari intruksi INT 20h.

PROGRAM : BHSMESIN.ASM

AUTHOR : S’to
FUNGSI : MEMBUNYIKAN SPEAKER
DENGAN DATA PROGRAM
=======
.MODEL SMALL
.CODE
ORG 100h
Tdata: DB 0E4h,61h,24h,0FEh,0E6h,61h,0B9h,0D0h,7h,0BBh,9Ah
DB 2h,8Bh,0D1h,51h,34h,2h,0E6h,61h,0D1h,0C3h,73h,6h
DB 83h,0C1h,0h,0EBh,0Bh,90h,52h,2Bh,0D1h,87h,0D1h,5Ah
DB 81h,0C1h,34h,8h,0E2h,0FEh,59h,0E2h,0E2h,0CDh,20h
END Tdata
2. PENYIMPANAN DATA DALAM MEMORY
Sebelum kita melangkah lebih jauh, marilah kita lihat dahulu bagaimana komputer menyimpan suatu nilai didalam memory. Untuk itu ketikkanlah program ini yang hanya mendefinisikan data.

.MODEL SMALL

.CODE
ORG 100h
TData :
JMP Proses
A DB 12h,34h
B DW 0ABCDh
C DD 56789018h
D DB 40 DUP(1)
END Tdata
3. MENGGUNAKAN POINTER
Kini kita sudah siap untuk melihat bagaimana memindahkan data dari variabel maupun register yang berbeda tipe datanya, dengan menggunakan pointer. Untuk itu digunakan perintah PTR dengan format penulisan :
TipeData PTR operand
Supaya lebih jelas, marilah kita lihat penggunaanya didalam program.
PROGRAM : PTR.ASMAUTHOR : S’toFUNGSI : MEMINDAHKAN DATA ANTAR TIPE DATA YANG BERBEDA====== 

.MODEL SMALL.CODEORG 100h TData : JMP Proses ; Lompat ke Proses A DW 01EFh ; 2 Byte B DW 02FEh ; 2 Byte D DD ? ; 4 Byte

Proses:

MOV AL,BYTE PTR A ; AL=EF, AX=?EF
MOV AH,BYTE PTR A+1 ; AH=01, AX=01EF MOV BX,B ; BX=02FE
MOV WORD PTR D,AX ; D=??01EF
MOV WORD PTR D+2,BX ; D=02FE01EF INT 20h ; Kembali ke DOS
END TData
Pada awalnya kita mendefinisikan variabel "A" dan "B" dengan tipe data word(16 bit) yang mempunyai nilai awal 01EF dan 02FE, serta variabel "C" dengan tipe data DoubleWord(32 bit) yang tidak diinialisasi.

MOV AL,BYTE PTR A MOV AH,BYTE PTR A+1

Pada kedua perintah tersebut, kita memindahkan data dari variabel "A" ke register AX dengan byte per byte. Perhatikanlah bahwa kita harus menyesuaikan pemindahan data yang dilakukan dengan kemampuan daya tampungnya. Oleh sebab itu digunakan "BYTE" PTR untuk memindahkan data 1 byte menuju register 8 bit, dengan demikian untuk memindahkan data 16 bit harus digunakan "WORD" PTR. Pada baris pertama kita memindahkan byte rendah dari variabel "A" (EF) menuju register AL, kemudian pada baris kedua kita memindahkan byte tingginya(01) menuju register AH. Lihatlah kita menggunakan "BYTE PTR A" untuk nilai byte rendah dan "BYTE PTR+1" untuk byte tinggi dari variabel "A" dikarenakan penyimpanan data dalam memory komputer yang menyimpan byte tinggi terlebih dahulu.
MOV BX,B
MOV WORD PTR D,AX
MOV WORD PTR D+2,BX
Pada bagian ini akan kita coba untuk memindahkan data dari 2 register 16 bit menuju 1 variabel 32 bit. Pada baris pertama "MOV BX,B" tentunya tidak ada masalah karena kedua operand mempunyai daya tampung yang sama. Pada baris kedua "MOV WORD PTR D,AX" kita memindahkan nilai pada register AX untuk disimpan pada variabel "D" sebagai word rendahnya. Kemudian pada baris ketiga "MOV WORD PTR D+2,BX" kita masukkan nilai dari register BX pada variabel "D" untuk word tingginya sehingga nilainya sekarang adalah BX:AX=02FE01EF. Perhatikanlah pada baris ketiga kita melompati 2 byte(WORD PTR+2) dari variabel "D" untuk menyimpan word tingginya.

tag: 
menggunakan pointer bahasa assembly
Hestech Indonesia

Innovasi di bidang Teknologi, Listrik, Teknik Komputer dan gaya Hidup. Info lainnya tentang praktik konservasi berbasis Sains, inovasi, dan kearifan lokal

  1. Assalamualaikum mas....
    terima artikel anda sangat membantu...
    Tapi boleh tidak anda buat atau mengajari saya beberapa contoh contoh source code source code dari bahasa assembly ini.....saya sangat ingin sekali bisa menguasai ilmu bahasa assembly ini.....plissss

    ReplyDelete