MASIGNALPHAS2101
6680671983845063762

Kutipan Novel Monolog Metamorfosa - Ketika Cinta Mulai Menyentuh

Kutipan Novel Monolog Metamorfosa - Ketika Cinta Mulai Menyentuh
Add Comments
8/04/2016



Ketika Cinta Mulai Menyentuh

Author by ARI S.
Hak cipta ada pada pengarang dan penerbit
Tebal Buku :160 halaman
Ukuran buku : 13×18 cm
Cetakan I : Desember 2012
Cetakan II : Januari 2013
Ide Kreatif Sampul : Ari S.
Sampul : Syahrial Alba
Penyunting : Suryanto
Lay Out : Firdaus Alfian & Syahrul Yusuf
Diterbitkan oleh : AR. COMPUCHINDO
Jl.Lintas Bengkulu–Padang, Sp. Horas
1F Sido Dadi No. 2 Bengkulu 38364
Mobile Phone : 0823 8825 6572
e-mail: aranarpies15@gmail.com

_____________________
Aku bukanlah kelelawar yang bebas terbang menyusuri rimbun dedaunan. Aku hanyalah seekor belalang yang merangkak dikegelapan malam. Berpangkal dari malam yang sunyi, kabut malam datang menyelimuti tubuh ini, sehingga membuatku tidak kuat menahan dinginnya angin malam yang diiringi dengan rintikkan bunyi hujan di atap rumah, aku duduk termenung diteras rumah dengan secangkir teh hangat yang menemani. Hari mulai malam, detik demi detik ku lewati dengan kesendirian dan suasana malam yang hening dengan rasa yang dingin menyentuh tubuh. Mata ini terasa berat untuk melihat indahnya dunia. Lalu ku baringkan tubuh ditempat tidur, mencoba untuk memejamkan kedua mataku. dengan selimut yang menempel di tubuh. Disaat terlelap tidur, disitulah muncul berbagai mimpi yang indah menghiasi tidurku malam itu.

Malam kian larut, ditemani suara jangkrik dan katak yang terdengar dimana-mana. Tak sadar mentari pagi sebentar lagi akan muncul. 'Kuterbangun oleh kokokan ayam menyambut mentari pagi, kubuka jendela kama, terlihat dua ekor burung kutilang sedang berkicau menyambut pagi hari. Mentari muncul dari ufuk timur memberi pancaran sinar indah pada jagat raya. Sinar yang indah dipancarkan dari matahari menjadikan suasana dipagi hari yang indah dan ditambah dengan kicauan burung dipepohonan. Akupun membereskan tempat tidur yang berantakkan. Terlihat teh hangat diatas meja untuk menghangatkan tubuhku yang kedinginan. Didepan TV aku melihat siaran MTV dengan suguhan setoples kue.

Mataharipun mulai menyinari alam semesta, saatnya untuk menuntut dan meraih cita. Kukenakan seragam putih abu-abu, kupersiapkan segala isi dalam tasku, dengan pelan kudorong motor keluar dari rumahku. Kuhangatkan mesin motorku sembari menunggu teman menuju sekolah . Kutempuh perjalanan dengan suka ria, setengah jam dalam perjalanan, akhirnya aku tiba disekolah. Suka dan tawa ku sambut suasana sekolah bersama teman-teman.

Oo… iya, kenalkan namaku Ari. S, Teman-teman biasa memanggilku dengan sebutan Ari.
____________________
Malam sunyi, hanya bintang yang menjadi saksi. Keberadaan Nita disampingku membuat pesona malam gelap gulita menjadi indah dihiasi dengan senyum-senyuman manisnya.

Sampai pada akhirnya ku dapatkan pesona yang membutakanku, darimana berasal ku ‘tak hiraukan. Suatu kesempatan datang memberikan beribu peluang. Kupegang tangannya, kusaksikan kerelaan diri tak berdaya. Kugandeng tangannya, hingga lengan tanganku berada dipundaknya, dia tetap saja angkuh dan pongah. Tak ada sedikitpun perlawanan darinya.

Dia sangat menarik, cantik, polos, lincah dan seksi. Dia gadis yang bisa menyalakan api disetiap sobekan-sobekan kertas putih tanpa isi, dan kayu bakar untuk berahi pada kaum lelaki. Gejolak nafsu semakin membara, tak sabar rasanya ingin melampiaskan nafsu itu padanya.

Kupeluk tubuhnya, kurasakan dingin melanda badannya. Pandangan mata yang tertuju kepadaku semakin liar. Pikiranku melayang-layang kepada Nita yang haus akan pelukkan. Aku membalas tatapan matanya dengan tajam. Kubelai rambut panjang yang menutupi pundaknya. Lebih dari itu, kuberanikan diri menyentuh pipi halusnya, Nita terpaku terdiam tanpa ada perlawanan, membuatku semakin ingin berbuat lebih daripada angan, dia tetap saja diam setelah kudaratkan kecupan kecil tepat dikeningnya. Dengan senyum manis tak memberontak, dia seperti memberi keleluasan bagiku untuk terus bermain dengan nafsu.

Ketika sampai dimena indranya, perasaan sahwat yang kuat, tak bisa ku mengelak dari kobaran api birahinya. Itu adalah perbuatan gilaku kali pertama. Pada detik itu ku mulai bergerak merayap-rayap bergerayangan, digerakkan oleh nafsu birahi yang semakin membara. Tak kuasa lagi aku menahan hasrat yang sedang melanda begitu kuatnya. Aroma tubuhnya yang wangi tak memberi kebosanan kepadaku, tiada sedikitpun kejenuhan ketika ku memeluk tubuhnya. Semakin erat kupeluk, semakin besar pula syahwat yang kurasa.

Harum semerbak bunga taman memberikan suasana semakin indah. Ditambah lagi dengan kegelapan malam yang sudah semakin larut menjadikan dinginnya angin malam berubah menjadi terasa hangat.

Kukembali beraksi dengan belaian-belain lembut perlahan menggerayangi tubuhnya. Tapi dengan tersentak, Nita tiba-tiba menegak dari duduknya, melepaskan pelukkan yang kuberikan kepadanya dan berseru :
“Jangan! Jangan…!”
“kakak mau, Nita. kakak ingin…”
“Jangan kak, Nita tidak mau!”
“Bukan saja Nita sayang dan cinta sama kakak?”
“Iya kak, Nita tulus cinta dan sayang sama kakak…”
“Mana bukti dari ketulusan itu, Nit…?”
“Tapi tidak dengan cara itu membuktikannya, kak”
“Kakak sudah terlanjur sayang dengan nita, tapi…”
“Kakak membuat Nita takut, kalau kakak benar-benar sayang sama Nita dan ingin memelihara pergaulan kita dengan baik-baik, jangan berbuat seperti itu kak, Nita percaya dengan cinta dan Nita juga percaya dengan kesucian, dan cita-cita Nita adalah memberikan kegadisan hanya kepada suami Nita, Nita tidak ingin mengecewakannya kak…” 

Bersambung...


tag:
Novel
cerita cinta remaja
Hestech Indonesia

Innovasi di bidang Teknologi, Listrik, Teknik Komputer dan gaya Hidup. Info lainnya tentang praktik konservasi berbasis Sains, inovasi, dan kearifan lokal